Hal itu tentu mengancam rasa kebhinekaan, kerukunan, dan persatuan bangsa. Tidak sedikit orang yang menjadi korban dari arus informasi berantai yang memuat ujaran kebencian dan hoaks di media sosial. Padahal, arus informasi berantai sulit dipertahankan keasliannya karena infonya bisa berkurang atau bertambah. Semua bergantung pada penerima pesan yang meneruskannya.
Terkait hal ini, perempuan menjadi pihak yang mudah terhasut informasi yang bermuatan kebencian dan hoaks. Salah satu penyebabnya adalah beban sosial-kultural yang ditanggung perempuan cenderung menggerus minat mereka untuk melakukan konfirmasi ulang atas kebenaran suatu informasi. Tidak sedikit perempuan bersikap ekstrem dan radikal saat merespon informasi bermuatan hoaks dan kebencian bernuansa SARA.